← Back to portfolio

Trik Toko Yang Membuat Kamu Membeli Barang Yang Tidak Dibutuhkan

Sudah bukan rahasia lagi jika perusahaan menggunakan teknik cerdas agar menarik perhatian pembeli. Pembeli rela menghabiskan banyak uang hasil jerih payah mereka. Mulai dari retail fashion, toserba, dan swalayan semuanya mengunakan taktik agar konsumen tertarik mengunjungi toko tersebut.

Sudah berapa kali Anda masuk ke supermarket lokal untuk mendapatkan segelas susu dan pergi dengan sekantong penuh berisi barang-barang yang sebenarnya tidak Anda butuhkan? Alhasil dengan taktik cerdas tersebut pengunjung akan memasuki supermarket dan kalap mata membeli barang-barang tidak berguna. Membuat orang-orang menjadi konsumerisme. Namun jika Anda berjalan keluar toko tanpa membeli barang yang sebenarnya tidak Anda perlukan, maka pengecer atau penjual tersebut telah gagal. Jadi, apa yang bisa Anda lakukan untuk menjadi pembeli cerdas?

Menurut Richard Shotton, penulis buku The Choice Factory seperti dikutip dari The Independent, bahwa cara terbaik adalah dengan menyadari bagaimana Anda benar-benar membuat keputusan dan mengenali sebanyak mungkin trik toko yang tak kasat mata tersebut. Adapun beberapa trik yang paling sering digunakan pengecer untuk mempengaruhi pelanggan dan mendorong mereka untuk membeli barang, yakni sebagai berikut:

1. Perbandingan harga

    Supermarket rata-rata memiliki begitu banyak barang sehingga tidak ada cukup waktu bagi pembeli untuk mempertimbangkan apa yang mereka inginkan dengan cara yang logis, dan menurut Shotton inilah yang diandalkan oleh peritel.

    “Psikolog tahu kebanyakan orang tidak memiliki gagasan tetap tentang apa yang setara dengan nilai bagus. Orang tidak berjalan-jalan di toko untuk mencari kebahagiaan. Sebaliknya, mereka menilai nilai dengan membandingkan harga item yang menjadi persaingan,” kata Shotton kepada The Independent.

    2. Pengaruh musik

      Pernahkah Anda berpikir apa kegunaan musik yang sering diputar dalam toserba atau supermarket? Hal tersebut merupakan salah satu trik yang dilakukan untuk mempengaruhi pembeli. Percaya atau tidak, musik dapat memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perilaku belanja kita.

      Menurut Shotton, sebuah studi pernah dilakukan oleh Adrian North yang membujuk sebuah supermarket untuk bergantian memutarkan musik Prancis dan Jerman di rak anggur supermarket tersebut. Dari data penelitian tersebut ditemukan bahwa ketika musik akordeon dimainkan, maka anggur Prancis menjadi sangat popular di kalangan konsumen. Dan ketika musik beralih ke musik oompah, maka anggur Jerman akan terjual lebih banyak. Jadi dapat disimpulkan bahwa musik yang diputar dalam supermarket sangat mempengaruhi pembeli.

      3. Persepsi harga

        Shotton mengatakan bahwa pembeli mengandalkan serangkaian jalan pintas untuk membuat keputusan. Pelayan biasanya akan memberikan saran menu agar pengunjung tidak bingung. Dan ini adalah taktik yang digunakan peritel untuk mendorong pembeli berbelanja lebih banyak.

        Selain itu, Shotton menjelaskan bahwa makanan paling mahal seringkali ditempatkan di bagian atas daftar menu. Hal tersebut bukan untuk menjual barang itu, tetapi untuk membuat hal lain tampak lebih baik nilainya. Beberapa menu lain bahkan ada yang menghapus tanda mata uang, hal itu dilakukan untuk membuat pengunjung menjadi kurang sensitif terhadap harga. (Nurul Azzahra)***

        Sumber:

        http://www.independent.co.uk/life-style/shop-tricks-consumers-buy-things-how-avoid-behavioural-science-marketing-a8242486.html